Generalist Atau Spesalist

Wuaahh akhirnya bisa nulis juga setelah sekian lama terjebak di dunia nyata. Kali ini gue akan memanjakan waktu dan tangan gue ke dunia maya (baca:blog).

Well selama gue kuliah banyak perdebatan tentang masa depan gue, kenapa?. Ketika masa doktrinasi 'MABA" gue diperlihatkan gambaran berbagai macam profesi dan ide yang pada akhrnya menunjukan mereka sukses. Ini bagus, tapi juga buruk buat gue, karena salah satu kelebihan gue adalah menerima hal yang baru, jadi gue gak fokus terhadap apa yang gue tekuni salama ini. Contoh gue ingin fokus ke teknologi programing dan web, tapi gue juga suka bahasa inggris, yang katanya orang-orang, softskill juga penting. So waktu gue yang ingin lebih untuk programing harus dibagi dengan skill bahasa, belum lagi tentang organisasi, kata orang juga, terutama Anies Baswedan, seorang Rektor Paramadina sekaligus pencetus Indonesia Mengajar mengatakan "jika kita terlalu fokus di bidang akademik dalam perkuliahan maka IP yang didapat hanya meloloskan diseleksi awal, tapi jika kita berorganisasi tapi juga berakademik maka kepimpinan kita dapat dengan simple way". Kalau diartikan maka organisasi sangatlah penting untuk menjadi seorang pemimpin, kalau kalian diatnya maukah jadi bawahan selamanya?  jawabannya pasti TIDAK kan. Yap nah sekarang yang gue bingungkan ketika gue ingin specialist tapi dituntut generalist, tapi tuntutan untuk ke karier lebih tinggi.

Gue ingat ketika di Pemburu Beasiswa pertayaan yang sama to generalist or specialist? , jawabannya simple "passion kamu dimana? diberilah contoh Agnes Monika, dia terkenal lebih terkenal menjadi singer dari pada sebagai aktor drama, ya karena specialistnya di nyanyi, nah sekarang kamu mau dimananya ? yang lain itu bonus".
Itu mengena banget. Sehingga gue harus tau jalan gue mau kemana, efektifitas dan produktivitas gue harus benar-benar dimanage, karena gue ingin sukses dimasa muda.

kalo kata gue :

0 komentar:

Posting Komentar